Rabu, 14 Maret 2012

Sejarah Geng Legendaris Yogyakarta: QZRUH Versus JOXIN



Hampir di setiap kota pada setiap jaman tertentu ditemukan fenomena gank (geng) atau kelompok organisasi yang sering dikatakan 'liar' yang kerap kali diikuti oleh para pemuda dan remaja. Di Kota Yogyakarta sekitar tahun 80-an hingga 90-an, bahkan sampai sekarang masih sering ditemui geng-geng yang berisi remaja lengkap dengan dinamika kenakalannya. Dua geng besar yang sempat menguasai jalanan Kota Yogyakarta berhati nyaman yang melegenda adalah QZRUH dan JOXZIN.

Pic from here




QZRUH adalah singkatan dari Q-ta Zuka Ribut Untuk Hiburan. Entah siapa yang pertama kali mendirikan geng bernama QZRUH yang sering disingkat dengan QZR ini. Geng ini berdiri di awal tahun 1961 dengan tujuan melawan ketidakadilan yang melanda di era itu. Terdiri dari sekumpulan pemuda yang tak peduli arah dan tujuan hidup, secara teritori QZR menguasai wilayah utara Kota Yogyakarta. Tongkrongan yang diyakini tempat awal terbentuknya QZR adalah di bioskop President (sekarang Galeria Mall) dan wilayah Terban. Pentolannya (ketua) disini adalah seseorang yang berinisial DRT (almarhum), nama yang hingga kini melegenda di Kota Yogyakarta.


Pic from here




JOXZIN adalah singkatan dari frasa 'Joxo Zinthing'. Tetapi konon nama Joxzin pada mulanya berawal dari frasa 'Pojox Benzin', atau pojokan pom bensin (pojokan alun-alun) yang diyakini dulunya adalah tongkrongan para anggota geng atau anak-anak daerah Kauman. JOXIN sering disingkat dengan JXZ yang kerap dituliskan di berbagai tembok sudut-sudut kota. Secara teritori, daerah selatan Kota Yogyakarta mulai dari daerah malioboro ke selatan dikuasai oleh JXZ. Sebutan yang cukup populer bagi JXZ adalah “cah 14” (yang sebenarnya berawal dari huruf JXZ yang mirip dengan angka (7X2, 'tujuh kali dua'). Pentolan-pentolan JXZ berasal dari Kauman dan Kota Gede. Beberapa nama yang melegenda adalah SRGT, CA, H dan masih ada lagi beberapa yang lainnya.

Pic from here


QZRUH sering diidentikkan dengan kaum berada, kaum berpunya, walaupun tidak semua anggotanya dapat dianggap orang 'mapan'. Salah satu tongkrongan mereka yang elit adalah di diskotik Crazy Horse (CH) sekarang menjadi Jogja Jogja (JJ). Jalan Solo sempat menjadi kekuasaan QZR sementara. Meskipun anggota QZR yang mendominasi adalah para pemuda muslim, tetapi pemuda-pemuda non-muslim konon cenderung memihak atau bergabung dengan QZR. Mungkin karena kebetulan warga nasrani memang lebih banyak yang tinggal di daerah utara. Selain itu dapat juga dikarenakan pergaulan.

JOXZIN adalah kebalikan dari Q-ZRUH. Kebanyakan anak-anak JXZ adalah kaum menengah ke bawah walaupun banyak juga anggota yang berada. Basis utama JXZ adalah para santri, mengingat daerah selatan memang terdapat banyak pesantren. Dengan latar belakang seperti itulah maka anak-anak JXZ dikenal nekat dan kadang tanpa perhitungan notabene melakukan jihad. Tongkrongan utama mereka adalah Kota Gede dan Kauman.

Warna kebanggaan QZR adalah putih atau merah. Dulunya, jika motornya beratribut putih dapat dipastikan itu adalah motor QZR. "Jika ada konvoi motor berwarna putih, minggir saja ketimbang kena sangkur,bung!", kalimat yang sering diserukan warga masyarakat pada waktu bentrok itu. Namun seiring berjalannya waktu, atribut mereka berubah dengan warna hitam dan merah karena dulunya banyak dari anggota QZR yang beraliran Death Metal (seperti Q-Zruh Molo Death, Q-Zruh Ghost Gate, dll). Sedangkan atribut berwarna hijau pupus identik dengan JXZ.
 
QZRUH sering diidentikkan dengan pendukung PDI atau Golkar pada masa 'tiga partai politik' di Indonesia. Beberapa pentolan QZR memang menjadi anggota satgas partai tersebut. Bahkan pentolan-pentolan salah satu ormas Golkar, PP (Pemuda Pancasila) kabarnya adalah pentolan-pentolan QZR juga, tetapi untuk kebenarannya tidak begitu diketahui dengan pasti. Tetapi memang untuk partai PDI, satgasnya rata-rata adalah pentolan QZR. Sedangkan JXZ identik dengan partai hijau alias PPP. Kantung massa Joxzin adalah di Kauman, Kota Gede dan Karangkajen yang mayoritas adalah pendukung PPP. Satgas PPP adalah pentolan-pentolan JXZ. Tetapi sebagian anggota JXZ ada yang masuk ke PDI dan jarang sekali JXZ yang aktif di Golkar. 


Bentrokan atau perkelahian QZR vs JXZ sering terjadi secara frontal. Biasanya mereka memanfaatkan momen tertentu seperti tahun baru, takbiran, dan lain sebagainya. Dengan berkonvoi dan tentunya siap senjata tajam mereka sering bertemu dan pastinya akan terjadi perang. Yang sering terjadi adalah konvoi QZR yang sering memasuki wilayah kekuasaan JXZ dan jarang sekali terjadi geng JXZ menyerang wilayah kekuasaan QZR terlebih dahulu. Cara yang sangat popular digunakan di kalangan gang dengan sebutan ninja juga saling diterapkan oleh kedua gang ini. Dengan kata lain mereka membacok musuhnya dari belakang.

Cara paling dasar untuk menunjukkan eksistensi mereka yaitu dengan menulis grafitti nama gang mereka di tembok sudut-sudut kota dengan cat atau spray cans (pylox). Mereka berkonvoi dan menulis tag gang dengan huruf besar serta nama sendiri atau inisialnya di bawah atau di samping nama gang, misalnya QZR kuda, JXZ kuntet, dan lain-lain. Ketika melakukan konvoi dan secara kebetulan menemukan tulisan geng musuhnya di wilayah yang mereka anggap mereka kuasai, maka mereka akan mencoretnya atau diberi tanda silang dengan cans dan diganti dengan nama gengnya sendiri serta nama anggota yang melakukannya. Warna pyloxnya seringkali berwarna hijau untuk JXZ dan hitam atau merah untuk QZR. Slogan yang sering diteriakkan oleh QZR adalah, "1 liter bensin 10 kepala Joxzin, Sekali tebas MATI cah 14 (pat-belas)". Sedangkan JXZ sering meneriakkan slogan, "Sekali kayuh 10 kepala QZRUH".

Underbouw QZR adalah geng sepeda ZARAF (ZRF) yang seterusnya dikenal dengan sebutan NEO ZARAF(NZRF) sedangkan underbouw JXZ sebelum HUMORIEZT (HRZ) muncul adalah geng sepeda KEPROEX (KPX). SMA yang dulunya sebagian besar basis massa QZR adalah BOSA (Bopkri I), BODA (Bopkri II), SMA Negeri 6 Yogyakarta dan SMA Negeri 9 Yogyakarta. Sedangkan SMA yang dulunya sebagian besar basis massa JXZ adalah MUHI/MOEHI (SMA Muhammadyah I Jogjakarta), MUHA/MOEHA (SMA Muhammadiyah II Yogyakarta) dan masih banyak lagi. Kesamaan QZR dan JXZ adalah rata-rata dari mereka anti dengan etnis tionghoa.

Rabu, 07 Maret 2012

Sekarang Dan Selamanya

Temanggung (ANTARA News) - Tim tamu PSIM Yogyakarta menundukkan tim tuan rumah Persitema Temanggung 1-0 pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Bhumi Phala Temanggung, Jateng, Selasa.

Gol kemanangan tim tamu dicetak pemain tengah PSIM, Kristian Andelmund.

Sejak awal pertandingan babak pertama tim di bawah asuhan pelatih Musarodin sebenarnya terus berusaha melakukan tekanan terhadap pertahanan PSIM, namun serangan selalu kandas pada pemain belakang tim tamu.

Serangan demi serangan tim tuan rumah tersebut dimanfaatkan para pemain di bawah asuhan Hanafing. Pada menit ke-37 pemain PSIM asal Belanda Kristian Andelmund berhasil menyarangkan bola ke gawang Priyono, setelah memanfaatkan tendangan bebas dari sayap kiri pertahanan Persitema.

Pada babak, serangan yang dibangun para pemain PSIM sering terjebak off side.

Memasuki babak kedua, PSIM yang telah unggul 1-0 terus melakukan serangan ke pertahanan tim tuan rumah, bahkan pada menit ke-52 pemain tengah PSIM, Lorenzo Y Rimkus berpeluang menambah gol, namun sayang bola mengenai mistar gawang.

Tim tamu yang telah ketinggalan gol terus berusaha menyerang pertahanan lawan dan beberapa peluang nyaris membuahkan gol, namun tendangan pemain depan Persitema selalu kurang akurat.

Pada pertandingan yang disaksikan ribuan penonton tersebut, wasit yang memimpin pertandingan Nurdin dari Bontang mengeluarkan empat kartu kuning masing-masing untuk Idrus Gunawan dan Adik Sumarno dari Persitema serta Eko Pujianto dan Andri Wirawan dari PSIM.

Pelatih PSIM, Hanafing, menilai permainan kedua tim tidak bisa berkembang karena kondisi lapangan kurang mendukung.

"Namun, kami puas bisa memetik tiga poin dalam permainan di kandang lawan ini," katanya.

Pelatih Persitema, Musarodin, mengatakan, dengan kekalahan ini akan melakukan evaluasi terhadap pemain.

"Kami terus melakukan evaluasi sambil jalan. Persitema masih membutuhkan beberapa pemain yang sudah matang dalam Divisi Utama," katanya.(ANT)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012

Kamis, 01 Maret 2012

PSIM VS PERSIP



Review: PSIM Yogyakarta Tundukkan Persip Kota Pekalongan

02-03-2012 03:00
Review: PSIM Yogyakarta Tundukkan Persip Kota Pekalongan
Bola.net - PSIM Yogyakarta mampu memenuhi ambisinya menundukkanPersip Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada laga lanjutan kompetisi Divisi Utama di Stadion Kraton Pekalongan, Kamis petang.

Tim kesebelasan Kota Pekalongan yang sejak awal pertandingan mengandalkan serangan sayap, terlihat terus menggempur pertahanan lini belakang PSIM Yogyakarta, namun selalu gagal.

Akibat terlalu banyak menyerang, para pemain Persip terlena menjaga pertahanannya sehingga melalui serangan balik, pemain PSIM Yogyakarta, Cristian, pada menit ke-12 lolos dari pengawalan dan mampu menggolkan bola ke gawang Persip yang dijaga Nurul Subkhi.

Tertinggal 1-0, Persip terus mencoba melakukan serangan melalui sektor sayap kiri dan kanan untuk menyamakan kedudukannya. Namun, hingga peluit panjang babak pertama, skor tetap tidak berubah.

Memasuki babak kedua, Persip yang menargetkan mampu meraih poin di kandang sendiri terus berusaha menyamakan kedudukan dengan melakukan serangan ke lini pertahanan PSIM Yogyakarta.

Namun, upaya pemain Persip hanya sia-sia karena para pemain PSIM solid dan disiplin dalam menjaga lini pertahanannya.

Meski terus gagal menciptakan gol, para pemain anak asuh Nasal Mustofa itu pantang menyerah dan terus melakukan serangan ke lini pertahanan PSIM Yogyakarta.

PSIM Yogyakarta kembali menambah skor 2-0 pada menit ke-67 dari hasil sontekan Reinard setelah berhasil memanfaatkan kelengahan pemain belakang Persip.

Persip berhasil memperkecil kekalahannya setelah Dede Tamboura pada menit ke-75 mampu memanfaatkan umpan silang dan memasukkan bola ke gawang PSIM yang dijaga Agung Prasetyo.

Memasuki akhir pertandingan, dua tim kesebelasan terlihat menerapkan permainan kasar sehingga wasit Darul Ulum asal Surabaya banyak memberikan peringatan dan kartu kuning terhadap para pemain.

Wasit Darul Ulum terpaksa menghentikan pertandingan itu sekitar beberapa menit dari waktu normal karena para suporter dari dua kesebelasan saling bentrok. Pada saat itu kedudukan tetap 2-1 untuk PSIM Yogyakarta Pelatih PSIM Yogyakarta, Hanafing, mengatakan bahwa kemenangan atas Persip Pekalongan ini karena anak asuhnya bermain disiplin dan menjalankan instruksinya.

"Kemenangan atas Persip Pekalongan ini memang kerja keras anak-anak untuk meraih poin di kandang lawan. Kami cukup bangga dengan permainan mereka yang bermain solid dan disiplin," katanya.

Pelatih Persip Nasal Mustofa mengatakan bahwa anak asuhnya banyak mendapatkan peluang menciptakan gol ke gawang PSIM Yogyakarta.

"Kami akan mengevaluasi dari kekalahan ini, dan menjadikan pembelajaran agar anak asuhnya lebih displin dalam bertanding," katanya.  (ant/Rev)

BRAJAMUSTI dan Musuh Sejatinya

TRAGEDI PSIM-PSS


Catatan singkat tragedi 12 Februari 2010

Gas air mata ditembakkan tepat ditengah kerumunan suporter
12 Februari 2010, tanggal yang akan selalu diingat oleh warga Jogja, khususnya oleh Brajamusti, wadah suporter PSIM Jogjakarta. Bagaimana tidak, di hari Jumat sore itu Brajamusti diberondong tembakan gas air mata oleh Brimob dikala Brajamusti bersorak dan bernyanyi mendukung PSIM berlaga melawan saudara muda mereka PSS Sleman.
Pertandingan PSIM kontra PSS sebenarnya berjalan sangat seru. Jual beli serangan diperagakan oleh pemain dari kedua kesebelasan. Brajamusti bersorak ketika PSIM mencetak gol lewat kaki pemain baru mereka. Namun, gol tersebut dibalas pada babak kedua oleh PSS. Slemania yang datang bertandang ke stadion Mandala Krida mulai bersorak dan bernyanyi.
Sekitar menit 60-an, petaka itupun muncul. Ada oknum provokator di barisan Brajamusti yang melempar batu ke lapangan. Menurut beberapa sumber, batu yang dilempar mengenai anggota Brimob yang sedang bertugas (namun hal ini banyak disanksikan). Keadaan mulai brutal ketika petugas Brimob memukul mundur Brajamusti yang menonton / memanjat pagar pembatas. Tindakan overacting pun dilakukan oleh Brimob dengan menembakkan gas air mata ke arah Brajamusti yang tengah bersemangat bersorak bernyanyi mendukung PSIM. Tidak hanya sekali, tercatat ada 7 tembakan gas air mata yang ditembakkan ke arah Brajamusti di tribun timur. Tembakan itupun sontak membuat Brajamusti lari melindungi diri dari kepulan asap gas air mata. Anehnya, pintu tribun yang dibuka hanya ada 1 pintu, itupun pintu di tribun sebelah selatan. Hal ini membuat Brajamusti membubarkan diri dan lari ke dalam lapangan untuk melindungi diri dan menyebabkan pertandingan dihentikan oleh wasit, tepatnya di menit 63.
Berbekal gas air mata
Setelah keadaan di stadion mulai reda karena Brajamusti membubarkan diri dari stadion, ternyata keributan tidak berhenti. Penyerangan aparat ke Brajamusti di wisma PSIM dengan dalih pembubaran massa berlangsung brutal. Banyak korban dan motor rusak dalam kejadian tersebut. Marjono (kapten Tim PSIM) juga sempat terkena pukulan rotan aparat. Keadaan mulai sedikit tenang ketika TNI datang untuk menetralisir keadaan. Kejadian ini berlangsung lama hingga sekitar pukul 21.00 WIB. Lambat laun, situasi di sekitar stadion Mandala Krida mulai kondusif.
Dalam hal ini, sangat tidak benarkan apabila seorang suporter melempar batu/benda ke arah lapangan, karena bisa memicu kerusuhan, kecuali apabila melempar batu merupakan sesuatu hal yang dibenarkan oleh suporter Indonesia. Brimob juga berlaku overacting sehingga suporter menjadi ricuh dan masuk ke lapangan. Seharusnya tembakan gas air mata tidak perlu dilakukan karena justru memperkeruh suasana. Brimob bisa saja menyeret oknum provokator tanpa berlaku overacting.
Apapun itu, semua telah terjadi. Tanggal 12 Februari 2010 menjadi salah satu sejarah persepakbolaan di Jogja. Semoga dengan berjalannya waktu semua berubah menjadi lebih baik.
- Laga lanjutan PSIM vs PSS diselenggarakan di lapangan AAU Jogjakarta dengan kemenangan PSIM 2 : 1 PSS -

Jangan Colek Brajamolek (Bima Treas)

reff


Hey BRAJAMOLEK jangan coba dicolek
garis keras bisa marah awas nanti jadi parah
mending semua bernyanyi hilangkan duka hati
BRAJAMUSTI disini PSIM sampai mati




Stadion meledak BRAJAMUSTI bersorak 
birukan lapangan semangatkan pertandingan
cepat-cepatlah datang tak perlu bawa pedang
cukup bawalah uang untuk beli tiket dan kacang




Coba lihat disana berkumpul wanita 
cantik seksi manis sungguh-sungguh mempesona 
dialah BRAJAMOLEK srikandi BRAJAMUSTI
suporter wanita yang sungguh cantik jelita


back too reff 2


Hey BRAJAMOLEK bikin pria pada melek
awas nanti bisa marah jangan sampai kau mencolek 
mending semua bernyanyi hilangkan duka hati
BRAJAMUSTI disini PSIM sampai mati

BATTOSAI TOTAL RIOT

PSIM 1929




PSIM Yogyakarta
logo
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Incridible Mataram
Didirikan5 September 1929
StadionStadion Nasional Mandala Krida
YogyakartaNgayogyakarta
(Kapasitas: 60.000 orang)
PemilikPemerintah Kota Yogyakarta
KetuaBendera Kiribati Drs. Agus Purwanto
ManajerBendera Kiribati Aji Sutarto
PelatihBendera Indonesia Maman Durachman
LigaNgayogyakarta Premier League
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
PSIM. kependekan dari Persatuan Sepak Bola Incridible Mataram adalah sebuah klubsepak bola di Ngayogyakarta yang didirikan pada 5 September 1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Nama Mataram digunakan karena Yogyakartamerupakan pusat pemerintahan kerajaan Mataram (Ngayogyakarta Hadiningrat). Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi PSIM seperti yang dikenal sekarang. Salah satu pemain PSIM yang menjadi legenda bagi sepak bola Indonesia adalah R. Maladi yang merupakan kiper PSIM dalam kompetisi Perserikatan 1931.
Saat ini PSIM berlaga di Kompetisi Ngayogyakarta Premier League, dengan pelatih Maman Durachman. PSIM memiliki kelompok suporter yang bernama Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati).
|} |} Sejarah terbentuknya PSIM dimulai pada tanggal 5 September 1929 dengan lahirnya organisasi sepak bola yang diberi nama Perserikatan Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM. Nama Mataram digunakan karena Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram. Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram atau disingkat PSIM sebagai akibat tuntutan pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM sendiri saat itu sesungguhnya merupakan suatu badan perjuangan bangsa dan Negara Indonesia.
Pada tanggal 19 April 1930, PSIM bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung, MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun) SIVB (Persebaya Surabaya), VVB (Persis Solo) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. PSIM dalam pertemuan tersebut diwakili oleh HA Hamid, Daslam, dan Amir Noto. Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Yogyakarta.
Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. Dalam kompetisi perserikatan, PSIM pernah menjadi juara pada tahun 1932 setelah dalam pertandingan final di Jakarta mengalahkan VIJ Jakarta. Selanjutnya PSIM berkali -kali hanya dapat menduduki peringkat kedua setelah kalah dalam pertandingan final kompetisi perserikatan pada tahun 1939, 1940, 1941, 1943, dan 1948.
Sejak Liga Indonesia bergulir pada tahun 1994, prestasi PSIM mengalami pasang surut yang ditandai dengan naik turunnya PSIM dari divisi utama ke divisiI Liga Indonesia. PSIM pernah mengalami degradasi pada Liga Indonesia 1994/1995 dan promosi dua tahun kemudian. Setelah bertanding selama tiga musim di divisi utama, PSIM kembali harus terdegradasi ke Divisi I pada musim kompetisi 1999/2000.
Tiga tahun kemudian pada Divisi I Liga Indonesia 2003 PSIM baru bangkit dan membidik target untuk promosi dengan persiapan tim yang matang. Di babak penyisihan PSIM bahkan dua kali mengkandaskan tim favorit Persebaya Surabaya dalam pertandingan tandang kandang dengan skor telak 3-1, dan 3-0, dan menjuarai Grup C. Sayangnya keperkasaan PSIM semakin lama semakin luntursehingga gagal melanjutkan dominasinya pada babak 8 besar yang berlangsung dengan kompetisi penuh. PSIM yang sejak awal memimpin klasemen harus puas berada di peringkat ke-4, dan berkesempatan untuk mengikuti playoff. Di babak playoff yang dimainkan di Solo, PSIM kalah bersaing dengan Persela Lamongan hanya karena perbedaan jumlah gol.
Akhirnya, pada tahun 2005 PSIM berhasil lolos ke kasta tertinggi liga indonesia setelah keluar sebagai juara divisi I yang dalam pertandingan final mengalahkan Persiwa Wamena di stadion Si Halak Harupat Bandung dengan skor 2-1. Mulai 2010 PSIM semakin eksis di kancah sepakbola nasional dengan prestasi yang semakin meningkat dan akhirnya mulai kompetisi 2011/2012 PSIM telah menjadi tim profesional yang tidak lagi mengandalkan dana dari APBD.




Pendukung Sejati PSIM JOGJA 1929

BRAJAMUSTI

Brajamusti...... 
Sebuah Kata yang bermakna sangat besar..... 
Disini Tempat Aku melepas Bosan Dari kepenatan hidup.... memang karena dia aku bisa berteriak dan bersorak kegirangan dan melepas segala kesuntukan. 

Setiap saat aku pengen bilang "sayang", "cinta", "kangen" . 

Semua darah Ini sudah biru karena dia...maka ketahuilah bahwa Dimana PSIM Berlaga aku Pasti ada disana Bersama Brajamustiku akan bersorak dan teriakkan kemenangan... PSIM is my Blood.... 


_____________________ 
Brajamusti Yang Ngedukung PSIM sampe Kapanpun....